Ads 468x60px

Selasa, 29 November 2011

Jembatan Tenggarong Ambruk

Warga menyaksikan kerangka jembatan yang ambruk di Sungai Mahakam, Kabupaten Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Sabtu (26/11) (ANTARA/Amirullah)

Jakarta (ANTARA News) - Kelalaian dalam perawatan yang tidak sesuai prosedur baku menjadi penyebab ambruknya Jembatan Tenggarongdi Kutai Kertanegara, Kalimantan Timur, sepanjang 710 meter, kata Direktur Jenderal Bina Marga Kementerian PU, Djoko Murjanto.

"Melihat apa yang terjadi, kami menduga untuk sementara perawatan jembatan itu tak sesuai prosedur, terutama terhadap pilar-pilar penghubung jembatan. Apa yang saya lihat di TV swasta nasional, fondasinya kan masih utuh," ujarnya saat dihuhungi di Jakarta, Minggu malam.

Pada Sabtu (26/11) sekitar pukul 16.30 WITA Jembatan Tenggarong, Kutai Kartanegara (Kukar), itu runtuh, dan dikabarkan saat kejadian kondisi lalu lintas cukup ramai kendaran dan orang yang melintas.

Jembatan Kukar adalah jembatan yang melintas di atas Sungai Mahakam. Bentang bebasnya, atau area yang tergantung tanpa penyangga mencapai 270 meter dari total panjang jembatan sekitar 710 meter.

Djoko melanjutkan, sesuai disain awal mestinya jembatan sekaliber itu dibuat untuk usia daya tahan minimal 40 tahun, bahkan hingga 100 tahun.

"Jembatan itu masih relatif muda karena dibuat pondasinya sejak 2000 dan selesai 2001," katanya.

Namun, tegasnya, kepastian penyebab runtuhnya yang desainnya mirip dengan Jembatan Golden Gate di San Fransisco, Amerika Serikat (AS), itu akan diperoleh setelah investigasi dan evaluasi menyeluruh selesai dilakukan.

"Tim survei akan segera dikirim, dan sebagian sudah ada di sana," katanya.

Djoko juga menambahkan, Sabtu malam ini (26/11) dirinya bersama dengan Menteri PU, Djoko Kirmanto, juga segera bertolak ke lokasi kejadian.

Menteri Sekretaris Negara, Sudi Silalahi, juga memastikan bahwa pemerintah akan melakukan investigasi terhadap penyebab dan hal-hal yang menyebabkan runtuhnya jembatan tersebut.

Sudi menjelaskan, nantinya hasil investigasi akan disampaikan ke publik. Presiden juga sudah mendapat laporan akan runtuhnya jembatan itu.

"Begitu Bapak Presiden tahu dan mendapatkan laporan, langsung memanggil menteri-menteri terkait. Segera kita rapat," jelasnya.

Sudi juga menegaskan tindakan tegas akan diberikan bila ditemukan pelanggaran pihak tertentu terkait ambruknya jembatan itu. "Yang lalai akan diberi sanksi," tegasnya.

Jembatan yang diresmikan pada 2001 tersebut merupakan sarana penghubung utama Kota Samarinda dengan Kecamatan Tenggarong Seberang, Tenggarong, Kabupaten Kutai Kartanegara, Provinsi Kalimantan Timur.

Korban tewas sementara akibat runtuhnya jembatan itu hingga pukul 18.00 WIB dilaporkan sudah empat orang dan ratusan lainnya terluka. (*)

0 komentar:

Posting Komentar