Pencarian Korban Tim SAR melakukan penyisiran di sepanjang lokasi ambruknya Jembatan Kartanegara di Sungai Mahakam, Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur, Minggu (27/11). Jembatan Kartanegara ambruk pada Sabtu sore sekitar pukul 16. 30 Wita menyebabkan empat orang tewas, 40 orang terluka serta 33 orang lainnya dinyatakan hilang. (FOTO ANTARA/Amirullah) |
"Marking (penanda) ini untuk memudahkan jika ada upaya pengangkatan jembatan yang tenggelam dengan menggunakan alat berat yaitu crane, karena rencananya pada hari ini alat-alat berat itu akan tiba di sini," ujar Kepala Badan SAR Nasional (Basarnas) Marsekal Madya TNI Daryatmo usai pertemuan dengan para penyelam di lokasi runtuhnya Jembatan Kutai Kartanegara, Tenggarong, Kabupaten KUtai Kartanegara, Senin.
Upaya menggunakan alat berat tersebut, ujarnya, dilakukan untuk mempermudah evakuasi korban.
Menurut Daryatmo tim penyelamat kesulitan mengangkat korban dengan melalui jalan penyelaman ke dasar sungai yang berkedalaman 40-50 meter tersebut dengan jarak pandang nol.
"Kendala kami pertama yaitu visibility (jarak pandang) nol jadi tidak bisa melihat apa-apa, yang kedua yaitu dua pilar yang masih berdiri dikhawatirkan roboh menimpa penyelam. Untuk itu, lebih mudah jika badan jembatan diangkat dengan `crane`," katanya.
Daryatmo juga berharap pihak terkait yaitu Kementerian Pekerjaan Umum (PU) agar memastikan pilar tersebut tidak roboh.
"Pilar itu yang harus diperkuat dulu, agar tak mengancam jiwa para penyelamat," katanya.
Lebih lanjut dikatakannya, pihaknya hingga saat ini terus melakukan pencarian korban dari atas air.
(KR-ADI/A041)
0 komentar:
Posting Komentar